Berbagai perusahaan mata uang kripto mendominasi jalan-jalan utama di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada tahun ini. Jumlah perusahaan tersebut bahkan dikabarkan melebihi acara yang sama pada tahun 2020 silam. Kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut terjadi bahkan di tengah rontoknya pasar mata uang kripto saat ini. Diawali dengan rontoknya koin stabil berbasis algoritma TerraUSD atau UST, kini banyak orang bahkan mulai mempertanyakan masa depan uang kripto.
Perhatian Khusus Pemerintah terkait Masa Depan Uang Kripto
Di saat bersamaan, regulator dari berbagai negara berusaha menetapkan pijakan emreka di industri ini. Langkah ini dianggap perlu untuk membeirkan perlindungan kepada para pengguna, investor, maupuns eluruh pihak yang terlibat dalam perdagangan aset digital yang satu ini.
Kehadiran perusahaan mata uang kripto di ajang Forum Ekonomi Dunia memang sudah terjadi berulang kali. Ajang ini sendiri merupakan ajang tingkat dunia yang mempertemukan para pelaku usaha keals dunia dan politisi dari berbagai negara yang bertujuan untuk menetapkan agenda ekonomi global selama 1 tahun ke depan.
Kejatuhan Menanti Masa Depan Uang Kripto
Harga mata uang kripto atau crypto price memang tengah mengalami kejatuhan luar biasa. Banyak orang yang begitu dirugikan dengan fenomena ini. Apalagi fenomena ini menyangkut mata-mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar yang terbilang tidak kecil. Tapi sayangnya ketika perhatian dunia mengarah sebagian besar ke aset kripto utama, banyak orang tak sadar bahwa saat ini terdapat lebih dari 19.000 aseet kripto di berbagia platform rantai blok.
Rantai blok dapat diartikan sebagai teknologi yang memungkinkan pembangunan aset digital dan platform lainnya termasuk Solana, Ethereum, dan lain sebagainya. Kini, dengan kejatuhan mata uang kripto tersebut, banyak pihak mulai mempertanyakan tentang masa depan uang kripto.
Tidak Berkelanjutan
Di sisi lain, fenomena seperti ini menurut beberapa kalangan sudah diperkirakan dari jauh hari. Banyak petinggi industri mata uang kripto beranggapan dari awal bahwa pasar uang kripto tidak berkelanjutan.
Brad Garlinghouse, sosok CEo dari firma rantai blok antar negara, Ripple, mengatakan bahwa hanya akan ada beberapa mata uang kripto yang akan mengisi masa depan uang kripto nantinya. Ia kemudian membandingkan jumlah mata uang fiat yang beredar saat ini di dunia yakni 180 jenis. Ia kemudian mengatakna jika mata uang kripto dimaksudkan untuk menjadi solusi yang lebih baik dari mata uang konvensional ini, maka sudah logis jika jumlahnya tidak perlu melebihi jumlah mata uang fiat tersebut.
Sementara itu, Betrand Perez, sosok Ceo dari Yayasan Web3, berujar bahwa kondisi pasar uang kripto saat ini mirip dengan masa-masa awal internet. Ia berujar bahwa tak sedikit mata uang kripto yang beredar saat ini justru dapat terindikasi “penipuan” dan “tidak banyak mendatangkan manfaat”.
Pandangan para ahli tersebut setidaknya memberikan gambaran bahwa kejatuhan mata uang kripto saat ini dianggap seharusnya memberikan pelajaran bagi banyak orang. Ketika mencapai puncak popularitasnya, banyak orang begitu menggandrungi mata uang yang satu ini. Banyak kalangan bahkan membuat keputusan secara tergesa-gesa tanpa didukung oleh data yang baik. Akibatnya, tidak sedikti yang justru merugi besar ketika fenomena kejatuhan ini terjadi. Dengan tingginya volatilitas ini dan masifnya skala kerugian yang diderita masyarakat global, tak sedikit pihak yang beranggapan bahwa masa depan uang kripto akan dihadapkan dengan keruntuhan yang lebih besar.