Kehancuran Terra, 3AC, dan krisis insolubilitas di berbagai institusi kripto mendatangkan masalah luar biasa di pasar aset digital yang satu ini. Hal ini kemudian mendorong tingginya rasa takut pasar di sepanjang kuartal kedua tahun ini. Terlepas dari adanya kenaikan nilai mata uang kripto pada bulan Juli, pasar secara lebih luas masih terlihat mengalami kontraksi dan rentan dengan berbagai dinamika yang ada. Beberapa kalangan bahkan menyamakan kondisi ini dengan musim dingin kripto. Terakhir, BItcoin diperdagangkan di angka di bawah 22,900 Dolar Amerika sementara Ethereum mengalami kenaikan harga ke USD1,900 setelah munculnya kabar tanggal rilis Merge.
Musim Dingin Kripto di Kuartal 2
Kuartal kedua tahun 2022 memang sedikit banyak bisa digambarkan sebagai musim dingin kripto. Bitcoin dan Ethereum terpantau jatuh sebesar 56,3% dan 67,4%. Penurunan ini tercatat sebagai salah satu penurunan terburuk per kuartal dalam sejarah kedua mata uang kripto tersebut. Kehancuran Terra juga berdampak domino terhadap nyaris seluruh mata uang kripto yang ada. Berbagai aset digital bahkan dikabarkan kehilangan nilai miliaran Dolar Amerika Serikat. Tak hanya sebatas ke mata uang digital,. kondisi ini juga menimbulkan masalah likuiditas ke salah satu lembaga pendanaan, Three Arrows Capital, yang berkecimpung di dunia set digital. Tak hanya itu, hal yang sama juga menyebabkan masalah insolubilitas bagi lembaga-lembaga kripto lain seperti Celsius.
Beberapa kalangan kemudian mencoba menganalisis kondisi kuartal kedua tahun ini dan dampaknya terhadap industri kripto. Terlepas dari guncangan internal yang terjadi di industir mata uang kripto, beberapa analisis melabel kondisi yang tengah terjadi ini sebagai kondisi yang rentan dan berisiko. Pasar mata uang kripto tercatat mengalami kemunduran setelah berbagai hal kirits yang mempengaruhi kondisi pasar. Sentimen-sentimen negatif ini mendorong terjadinya resesi harga meski hal semacam ini sudah diperhitungkan akan terjadi terhadap aset berisiko tinggi seperti ini sejak jauh hari.
Kejatuhan dramatis mata uang kripto berujung pada kejatuhan tajam di nilai Total Value Locked (TVL) atau total nilai terkunci di Protokol DeFi. Secara keseluruhan, nilai indikator ini telah jatuh sebesar 65,7% pada kuartal ini. Laporan dari berbagai sumber mengatakan bahwa kondisi bearish ini dapat berujung pada munculnya berbagai penemuan atau inovasi baru seperti yang sempat terjajdi pada krisis keuangan pada tahun 2008 lalu. Hal ini, jika memang benar terjadi, akan mendorong perbaikan nilai mata uang kripto dan bergerak bullish dalam jangka panjang.
Musim Dingin Kripto Terpengaruh Kebijakan Regulator
Beberapa sumber mengatakan bahwa masalah crypto hari ini juga turut disumbang oleh kegagalan regulasi dan keamanan siber. Janet yelen, Menteri Keuangan Amerika Serikat, menekankan risiko yang melibatkan mata uang kripto setelah kejatuhan harga Terra. Selain itu, beberapa tuntutan hukum juga terpantau telah diajukan oleh beberapa kalangan terhadap Terraform Labs dan entitas lainnya setelah kejatuhan mata uang kripto seperti yang tejradi saat ini.
Beberapa pakar beranggapan di tengah kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini, kenaikan kembali harga mata uang kripto yang terjadi saat ini merupakan mini reli selama kondisi pasar yang tergolong bearish. Berbagai kalangan yang masih optimis dengan kondisi pasar kripto akan masih menjalankan rencana mereka di pasar ini. Tapi, industri ini akan masih menderita kerugian besar sebelum nanti akhirnya berpotensi kembali bangkit.