MasterCard tengah bersiap meluncurkan layanan baru. Setelah peluncurannya nanti, layanan ini akan membantu lembaga keuangan untuk menawarkan layanan perdagangan aset kripto kepada para nasabah mereka. Dalam layanan tersebut, raksasa pembayaran tersebut akan bertindak sebagai jembatan antara Paxos, sebuah platform perdagangan aset kripto yang juga digunakan oleh PayPal, dengan pihak perbankan. Layanan ini akan berfokus pada masalah kepatuhan terhadap kebijakan terkait dan keamanan transaksi, dua alasan utama yang sering digunakan lembaga perbankan untuk mengindari dunia kripto.
Rencana Besar MasterCard
Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang layanan keuangan tersebut mengumumkan program terbaru mereka di awal minggu ini. Program tersebut diharapkan akan membantu lembaga keuangan untuk menawarkan perdagangan aset kripto. Dalam program ini, MasterCard akan bertindak sebagai sebuah jembatan antara platform perdagangan Paxos dengan pihak perbankan. Paxos merupakan platform perdagangan aset kripto yang digunakan oleh Paypal.
Nantinya, MasterCard dan Paxos akan berfokus pada upaya untuk meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan otoritas dan aspek keamanan, dua alasan inti yang kerap membuat lembaga perbankan menghindari dunia kripto.
Pandangan Sinis ke Rencana MasterCard
Rencana ini merupakan langkah besar bagi MasterCard. Tapi tak semua pihak antusias dengan rencana tersebut. Apalagi ada mata uang kripto tertentu yang dikenal memiliki tingkat volatilitas yang tinggi, seperti Bitcoin. Belum lagi ada banyak mata uang kripto yang kehilangan nilai mereka lebih dari 50% pada tahun ini. Kondisi ini membuat industri mata uang kripto mengalami kejatuhan luar biasa dari segi crypto market cap sejak bulan Januari tahun ini. Kondisi ini semakin diperparah dengan kondisi kebangkrutan beberapa perusahaan penting di industri ini.
Rencana ini tampaknya sudah dipersiapkan matang oleh pihak perusahaan. Bahkan salah satu petinggi perusahaan keuangan tersebut mengatakan masih adanya tingkat permintaan yang tinggi terhadap aset digital ini. Mereka mengklaim sebanyak 60% dari responden mereka mengatakan bahwa mereka tetap akan bertransaksi kripto di tengah kondisi ini menggunakan layanan dari bank masing-masing.
Pandangan Petinggi MasterCard
Jorn Lambert, Chief Digital Officer MasterCard, mengatakan kepada salahs atu media bahwa masih ada banya konsumen yang sangat tertarik dengan dunia kripto dan membuat mereka penasaran. Masih ada banyak kepercayaan tehradap masa depan industri ini, terutama jika layanannya ditawarkan dari lembaga keuangan yang mereka gunakan. Tapi ia juga tidak menampik bahwa masih ada beberapa kalangan yang terlalu takut untuk menjajal industri ini pada saat ini.
Beberapa bank investasi besar seperti JPMorgan, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs bahkan telah membangun tim kripto khusus untuk menjawab kebutuhan ini. Tapi masih ada begitu banyak lembaga keuangan lain yang menolak memberikan layanan serupa kepada para nasabah mereka.
Di minggu lalu, misalnya, CEO JPMorgan, Jamie Diemon, menyebut mata uang kripto sebagai skema Ponzi terdesentralisir dalam sebuah acara di Institut Keuangan Internasional. Menurutnya, bahkan jika bank-bank ambil bagian dalam model kemitraan MasterCard ini, program ini harus bersaing ketat dengan Coinbase dan bursa serupa lainnya yang beroperasi di Amerika Serikat maupun negara-negara lain di berbagai belahan dunia.
Pihak MasterCard sendiri berujar bahwa perannya adalah menjaga pihak bank berada di jalur kebijakan yang tepat dengan menyesuaikan diri dengan peraturan dari otoritas terkait, memverifikasi transaskis, dan menyediakan layanan anti pencucian uang serta pengawasan identitas. Pihak perusahaan rencananya akan meluncurkan proyek percontohan dalam beberapa bulan mendatang. Jika berjalan sesuai harapan, program ini dapat mereka perluas ke beberapa negara lain. Tapi, Lambert sendiri menolak untuk memberikan informasi tentang bank yang telah setuju untuk ambil bagian dalam program baru mereka ini.