Lompat ke konten
Home » Pelajaran Penting untuk Dunia Kripto Pasca Fenomena FTX

Pelajaran Penting untuk Dunia Kripto Pasca Fenomena FTX

  • oleh
FTX

Aturan tentang dunia kripto memang belum dibangun secara solid, bukan hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia. Kegagalan regulator di berbagai negara dianggap gagal memberikan kepastian kepada anggota masyarakat dan institusi yang terlibat dalam dunia aset digital yang satu ini. Akibatnya, dunia kripto selalu berurusan dengan masalah keamanan dan transparansi yang selalu menghantui para pelakunya. Ketidakpastian ini juga yang ujung-ujungnya sering mendorong para pelaku dunia kripto untuk beralih ke negara-negara yang dianggap bisa memberikan mereka kepastian dan keuntungan lebih, meski tidak selalu aman, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Sayangnya, ketidakpastian regulasi ini juga yang ditengarai menimbulkan beberapa masalah serius di dunia kripto, seperti yang misalnya terjadi di fenomena FTX baru-baru ini.

FTX

FTX Bangkrut

FTX, yang sampai baru-baru ini merupakan salahs atu bursa kripto utama di dunia, menyatakan perusahaan mereka bangkrut pada hari Jumat waktu setempat. Pernyataan mengejutkan tersebut disampaikan pihak perusahaan setelah menyadari bahwa mereka tidak memiliki dana dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi banyak permintaan penarikan dana yang diajukan oleh para pengguna mereka.

Kondisi yang terjadi dengan FTX menekankan sekali lagi betapa luas dampak yang akan terjadi ketika muncul masalah dalalm dunia kripto. Bukan hanya sekadar kegagalan sistem ketika sebuah bursa kripto gagal memenuhi permintaan pengguna mereka ketika menarik dana, tapi lebih kepada hilangnya dana masyarakat serta terciptanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan DPR sebagai pihak regulator. Bahkan jika tidak ditangani dengan tepat, ketidakpercayaan masyarakat dan hilangnya dana masyarakat dalam jumlah besar bisa menciptakan instaiblitas ekonomi.

Pentingnya Mengusut Kasus-kasus Seperti FTX

Dengan seriusnya potensi masalah yang akan terjadi setelah fenomena ini, selalu penting untuk mengetahui akar masalah ini. Kemudian tentunya perlu diambil langkah-langkah yang bisa mencegah hal yang sama atau serupa terjadi di kemudian hari.

Jatuhnya FTX menandakan masalah besar yang bisa terjadi ketika suatu perusahaan mata uang kripto melakukan praktik-praktik bisnis yang berisiko dan tidak etis. Hal-hal semacam ini seringkali melibatkan konflik kepentingan yang melibatkan banyak pihak, yang akhirnya berujung pada merugikan kepentingan para penggunanya, tanpa mendapatkan persetujuan sama sekali dari para pengguna selaku pemilik aset. Masalah ini sebenarnya juga terjadi di pasar keuangan tradisional. Tapi minimnya regulasi dari pihak pemerintah dan DPR menimbulkan ketidakpastian dan ketidakpercayaan masyarakat yang jauh lebih besar, belum lagi ditambah masalah-masalah serius di masa mendatang.

Butuh Regulasi yang Serius

Bukan hanya di Amerika Serikat tempat FTX beroperasi sebagai salah satu bursa coin crypto, tapi masalah regulasi yang tidak pasti juga terjadi di berbagai belahan dunia lain. Pihak regulator dianggap gagal memberikan jawaban kepada masyarakat terutama terkait kerangka hukum yang bisa memberikan kepastian tentang keamanan dan perlindungan kepada seluruh pihak yang terlibat. Bukan hanya sekadar memberikan status legal kepada pelaku usaha yang menjalankan transaksi mata uang kripto, tapi juga memberikan peraturan yang cukup solid untuk melindungi seluruh pihak yang terlibat, termasuk pelaku usaha dan masyarakat yang menempatkan dana mereka di aktivitas ini. Jika tidak disertai dengan jaminan dari pihak pemerintah, negara bisa berhadapan dengan risiko kehilangan dana masyarakat yang cukup besar, yang biasanya menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi yang sering luput dari perhatian pemerintah.

Ketidakpastian ini dan minimnya jaminan perlindungan dari pemeirntah yang juga sering mendorong masyarakat untuk memilih tempat lain yang dianggap memberikan penawaran keuntungan dan kepastian yang lebih baik. Di Amerika Serikat saja misalnya, diperkirakan lebih dari 95% pelaku perdagangan kripto justru lebih memilih untuk melakukan transaksi mereka di luar negeri untuk alasan tersebut.