Krisis mata uang kripto kembali melanda dunia kripto global pada hari Sabtu yang lalu. Kegagalan yang dialami Bank Silicon Valley menyebabkan beberapa layanan inti industri global tersebut mengalami dampak buruk yang terjadi secara signifikan.
Runtuhnya Bank Silicon Valley Terjunkan Harga Kripto
Harga koin stabil bergerak dengan liar dan biaya bahan bakar minyak meroket akibat tindakan para investor yang memilih untuk memindahkan dana mereka setelah mendapatkan kabar perihal regulator yang memilih untuk menghentikan layanan operasi Bank Silicon Valley, yang juga diketahui memiliki dana kripto dari nasabah mereka dalam jumlah yang begitu besar. Dengan peristiwa ini, lembaga perbankan ini menjadi lembaga keuangan kedua yang terkait dengan dana kripto yang terpaksa berhenti beroperasi.
Usai peristiwa tersebut, Menterei Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, bertemu dengan pihak regulator keuangan di negeri Paman Sam untuk mendiskusikan kejatuhan lembaga perbankan tersebut. Tak lama berselang, pasar kripto bergerak liar di nyaris seluruh dunia. Padahal selama kurang lebih setahun terakhir, pasar kripto tengah menikmati trend bearish usai melalui masa kelamnya.
Runtuhnya Bank Silicon Valley Memperparah Dampak Krisis 2008
Kejatuhan lembaga perbankan utama tersebut seolah menggemakan kembali dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 yang lalu. Peristiwa buruk yang menimpa dunia keuangan seolah tidak berhenti pada periode mengerikan tersebut. Meski dalam hal ini, aspek yang terdampak adalah mata uang kripto, bukan mata uang fiat, perlu ditekankan bahwa dampak yang kurang lebih samap dapat terjadi. Di saat bersamaann, minimnya lembaga regulator di pasar ini seperti Kementerian Keuangan dan Bank Sentral yang mengawasi perbankan fiat menimbulkan pertanyaan penting terkait upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan industri ini. Pertanyaan penting pun muncul. Bagaimana peristiwa buruk ini akan berakhir?
Salah satu mata uang kripto yang terdampak kejatuhan Bank Silicon Valley adalah koin stabil USDC yang terpantau terlepas dari patokan nilai USD! miliknya. Padahal patokan nilai tersebut menjadi unsur kritis untuk mendorong para investor agar mau menempatkan dana mereka di mata uang kripto tersebut, yang diklaim pembuatnya aman. Dengan peristiwa ini, mata uang kripto tersebut terpantau berada di kisaran USD0,869 pada bursa Kraken di hari Sabtu pagi. Jumlah ini jauh lebih rendah daripada nilai yang dicapia pada bulan November lalu ketika FTX dikabarkan mengalami kebangkrutan. Kala itu, USDC terpantau berada di kisaran USD0,94.
Dampak Keuangan yang Terjadi
Berbagai lembaga analisis kripto, termasuk kripto Indonesia, menyebutkan kejatuhan Bank Silicon Valley akan memberikan dampak terhadap dana simpanan senilai 3,3 miliar USD. Dana tersebut sejatinya digunakan untuk mendukung nilai mata uang kripto stabil terbesar kedua di dunia.
Berdasarkan prinsip umum yang ada saat ini, koin stabil mengacu nilai mereka berdasarkan nilai dana simpanan yang mereka miliki di lembaga perbankan. Jika dana yang ada bernilai lebih dari 43 miliar Dolar Amerika Serikat, seperti yang dimiliki USDC pada hari Jumat waktu setempat, seharusnya ada cukup dana segar yang bisa digunakan untuk mendukung nilai aset kripto tersebut. Tapi sayangnya, dengan peristiwa jatuhnya Bank Silicon Valley, jumlah dana cadangan yang ada juga kian menyusut ke angka 3 miliar USD.