Bitcoin dan beberapa aset kripto melanjutkan tren penurunan harga mata uang kripto pada minggu ini. Menurut catatan beberapa analis, aset kripto yang satu ini bahkan mengalami penurunan harga nyaris 9% pada beberapa hari terakhir. Fenomena ini tetap terjadi meski ada begitu banyak aksi penjualan aset ini di berbagai pasar aset kripto. Terakhir, aset kripto ini diperdagangkan dengan nilai di bawah USD 36.000. Nilai ini sudah mengalami penurunan nyaris 18% dari bulan sebelumnya. Tak hanya Bitcoin, fenomena yang sama juga terjadi nyaris secara merata dengan berbagai aset kripto lainnya.
Volatilitas Tinggi di Balik Pergerakan Harga Mata Uang Kripto
Mata uang kripto sejak awal memang dikenal sebagai komoditas yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi. Istilah volatilitas sendiri mengacu pada perubahan harga suatu aset atau komoditas yang dapat berubah-ubah. Volatilitas tinggi berarti nilai suatu aset dapat berubah dengan drastis dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Hal semacam inilah yang terjadi dengan aset kripto seperti Bitcoin. Sebagai sebuah komoditas yang tidak memiliki nilai intrinsik dan underlying value, tidak ada suatu hal yang pasti yang bisa menyokong pergerakan harga Bitcoin pada level yang relatif stabil, seperti mata uang atau saham. Akibatnya, pergerakan harga mata uang kripto akan selalu bergantung pada dinamika pasar. Akibatnya, perubahan harga bisa terjadi dengan begitu cepat tergantung aksi para spekulan dan bandar.
Tingkat Adaptasi yang Lambat Mendorong Pelemahan Harga Mata Uang Kripto
Alasan berikutnya yang mendorong pelemahan harga mata uang kripto adalah tingkat adaptasi yang lambat. Sejak kelahirannya, aset kripto diperkirakan akan menjadi model mata uang yang baru di dunia modern. Bahkan crypto market diperkirakan akan menjadi salah satu pasar keuangan terbesar di dunia. Hal ini kemudian mendorong banyak kalangan untuk memilih aset ini sebagai bentuk investasi mereka.
Sayangnya, tingkat adaptasi mata uang ini di berbagai lembaga dan lokasi di seluruh dunia tergolong lambat. Hal ini terjadi karena beberapa alasan, mulai dari kebijakan pemerintah setempat yang tidak bersahabat hingga tingkat literasi masyarakat. Belum lagi, aset kripto masih dianggap terlalu berisiko tinggi untuk bisa menjadi sebuah instrumen investasi. Meski nilainya besar, tapi nilai tersebut bisa hilang dengan cepat tanpa ada indikasi tertentu. Akibatnya tak sedikit pihak yang justru tidak terlalu tertarik dalam menerapkan opsi ini dalam aktivitas pembayaran mereka.
Investor Mencari Aset Investasi yang Lebih Aman
Harga mata uang kripto bisa jadi menggiurkan. Tapi tidak selamanya orang memilih mata uang kripto karena ingin memperoleh manfaat jangka panjang. Beberapa kalangan investor memilih aset jenis ini karena ingin mendapatkan keuntungan dalam jangka singkat. Sayangnya,. hal ini tidak akan bisa terjadi mengingat volatilitas aset ini yang terbilang tinggi.
Akibatnya,s ebagai gantinya, para investor jangka pendek hingga menengah akan beralih ke aset investasi lain. Mulai dari saham, obligasi, atau bentuk investasi lainnya. Apabila aset tersebut justru bisa bertahan dengan relatif stabil tanpa risiko kehilanan nilai dalam waktu singkat, maka opsi ini akan lebih dipilih setidaknya sampai Bitcoin atau mata uang kripto lainnya menunjukkan tanda-tanda perbaikan.