Orang-orang yang menempatkan penghasilan mereka ke dalam mata uang kripto mengalami masa-masa sulit sekarang ini. Dengan keruntuhan pasar mata uang kripto yang terjadi beberpa hari belakangan ini, banyak pihak yang mengalami kerugian dalam jumlah yang begitu besar. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Kerugian Triliunan Dolar di Pasar Mata Uang Kripto
Dunia aset kripto tengah mendapatkan guncangan besar. Beberapa aset kripto mengalami pergolakan harga besar-besaran. Bukan hanya Bitcoin, fenomena ini terjadi hampir secara merata di semua aset kripto lainnya. Dengan masifnya skala perubahan harga secara signifikan ini, beberapa sumber memperkirakan kerugian yang dialami masyarakat dunia mungkin sudah menyentuh angka triliunan dolar. Sayangnya, tidak semua orang memahami risiko seperti ini ketika mereka memilih untuk terjun di sektor yang satu ini.
Keruntuhan pasar mata uang kripto memang memberikan kejutan tersendiri. Beberapa mata uang yang dianggap stabil justru menunjukkan performa yang begitu mengejutkan dalam artian negatif. Bitcoin misalnya kehilangan nilainya dalam jumlah besar, bahkan nyaris menyentuh 50% dari nilai awalnya. Hal semacamm ini juga terjadi di berbagai mata uang digital lainnya. Akibatnya, kerugian masyarakat begitu besar.
Stable Coin yang Tidak Stabil di Pasar Mata Uang Kripto
Keruntuhan pasar mata uang kripto juga memiliki sebab lain. Fenomena yang terjadi dengan coin crypto saat ini memiliki kaitan dengan beberapa aset kripto lainnya. Salah satunya adalah Terra Luna atau UST. Sebagai informasi, aset yang satu ini tergolong ke dalam stable coin. Istilah ini merujuk pada koin digital yang dirancang untuk dikaitkan dengan mata uang tertentu dalam nilai tertentu. Untuk mata uang yang satu ini, pengaitan dilakukan ke Dolar Amerika Serikat bernilai $1. Dengan kata lain, setiap 1 koin digital ini seharusnya memiliki nilai $1.
Namun, belakangan tersiar kabar bahwa pihak pengembang koin ini mengakui mereka telah melakukan hiperinflasi dalam jumlah besar. Akibatnya jumlah koin yang beredar di pasar mata uang kripto menjadi terlalu berlebih. Hal ini kemudian berujung pada jatuhnya nilai mata uang digital tersebut.
Hal – hal semacam ini membuktikan bahwa terlepas dari janji – janji manis para pengembang dan perspektif para trader maupun investor, stable coin belum mampu dipercaya atau bahkan menjalankan fungsinya sebagai mata uang terdesentralisir yang stabil. Justru di tengah ketidakstabilannya, aset digital yang satu ini justru menimbulkan guncangan ke ekosistem aset digital dunia.
Kerugian Masif
Keruntuhan pasar mata uang kripto berdampak begitu luas saat ini. Beberapa sumbe rmisalnya mengaitkan peristiwa ini dengan kebijakan pemerintah El Salvador yang telah mengesahkan penggunaan Bitcoin sebagai mata uang dalam tender legal mereka. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, pihak pemerintah negara tersebut harus meratapi nasib mereka setelah kehilangan dana kurang lebih 40 juta Dolar Amerika Serikat dalam sekejab. Jumlah ini bahkan cukup untuk digunakan negara-negara dari Amerika Tengah untuk menutupi pembayaran surat utang mereka.
Kondisi ini begitu parah bahkan beberapa lembaga pemeringkat utang memperingatkan akan risiko yang lebih besar. Jika tidak ditangani dengan baik, masih ada kemungkinan besar negara-negara seperti ini akan mengalami bangkrut atau default. Jika hal semacam ini terjadi, justru ekosistem keuangan global akan terdampak, bahkan terhadap negara-negara yang sama sekali tidak menggunakan aset digital sebagai alat pembayaran sah mereka.