Harga Bitcoin mengalami dinamika luar biasa di sepanjang minggu ini. Pergerakan yang demikian dinamis tampaknya dipengaruhi berat oleh ketakutan pasar yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang menyertai aset digital yang satu ini, termasuk harga produksi setiap koin digital ini.
Volatilitas Tinggi Bitcoin
Harga Bitcoin mengalami kenaikan ke atas USD20,000 per koin. Meski demikian, aset digital ini masih terhitung gagal mempertahankan momentum kenaikan harga tersebut. Beberapa kalangan investornya bahkan beranggapan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menandakan kebangkitan kembali komoditas digital yang satu ini. Meski demikian, beberapa kalangan lain mengatakan bahwa momen seperti ini merupakan kesempatan yang luar biasa.
Belakangan, analis JPMorgan mengeluarkan peringatan terkait nilai produksi Bitcoin. Ia berujar bahwa nilai produksi mata uang digital tersebut telah mengalami penurunan lebih dari USD10.000 per koin dalam waktu hanya 1 bulan. Penurunan ini mengindikasikan adanya optensi kehilangan nilai Bitcoin sebesar kurang lebih USD160 jmiliar dari nilai kapitalisasi pasarnya saat ini yang berkisar di angka USD400 miliar.
Harga Produksi Bitcoin Patut Diwaspadai
Harga produksi Bitcoin yang terus berkurang adalah isu serius yang harus menjadi perhatian banyak kalangan, bukan hanya crypto miner. Dalam pernyataannya, ahli strategi JP Morgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou menyampaikan bahwa biaya produksi ini dinilai beberapa kalangan sebagai patokan harga dalam jangka dekat.
Berdasarkan pemantauan kami, nilai untuk menambang 1 koin Bitcoin telah mengalami penurunan lebih dari USD10.000 dari awalnya USD24.000 pada awal bulan Juni. Sekarang nilai produksi mata uang digital tersebut telah turun ke angka USD13.000. Menurut JPMorgan hal ini disebabkan oleh penurunan daya listrik yang digunakan untuk keperluan penambangan. Penurunan ke angka USD13.000 tersebut juga menunjukkan kejatuhan harga 35% lebih jauh dari yang awalnya di angka USD20.000.
Sejauh ini harga mata uang kripto ini masih mengambang di kisaran angka USD20.000 per koin. Harga ini masih belum banyak berubah sejak angka support di kisaran USD30.000 di awal bulan Juni. Kondisi ini membuat banyak orang penasaran perihal masih adanya kemungkinan mata uang kripto ini akan berkembang lebih jauh. Beberapa kalangan bahkan mengkhawatirkan bahwa kondisi ini akan berujung pada krisis likuiditas pada aset digital yang satu ini.
Lembaga yang sama berujar bahwa meski kondisi seperti ini bisa menguntungkan para penambang Bitcoin dan bahkan berpotensi mengurangi tekanan yang dihadapi oleh pihak mereka untuk menjual aset digital yang mereka dapatkan, ada juga risiko lain yang harus dihadapi oleh semua kalangan. Penurunan nilai produksi aset digital ini juga bisa diartikan sebagia persepsi negatif untuk harga mata uang digital ini di masa mendatang.
Hal ini tentunya tidak akan berdampak positif ke depannya. Ketika banyak orang berharap banyak akan kebangkitan aset digital ini, berbagai indikator penurunan yang terjadi justru menunjukkan arah sebaliknya. Jika hal ini terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin akan ada kesulitan dalam jangka pajang yang akan dialami dunia mata uang kripto. Musim dingin mata uang kripto akan kembali terjadi yang akan berpeluang pada semakin anjloknya mata uang kripto. Bagi industri keuangan global, tentunya hal ini harus dihindari. Kejatuhan seperti sekarang ini saja mampu mendorong banyak kalangan masyarakat kehilangan aset mereka dalam jumlah besar dan berdampak secara tidak langsung pada pelemahan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi seluruh pihak terkait termasuk regulator untuk mencegah hal ini terjadi lebih serius.