Bank Silvergate dikabarkan mengalami kerugian lebihd ari USD8 miliar dalam bentuk deposit dari para nasabah kripto mereka di bulan-bulan akhir 2022. Kerugian signifikan tersebut terjadi setelah lini usaha lembaga keuangan tersebut mengalami dampak serius akibat kejatuhan industri kripto. Insiden ini bisa dikatakan tragis, apalagi sebelumnya tak sedikit pengamat keuangan hingga regulator perbankan yang mewanti-wanti kalau peristiwa semacam ini dapat terjadi setiap saat.
Bank Silvergate dan Mimpi Buruk Dunia Perbankan
Peristiwa menguapnya dana tiba-tiba dari sebagian besar basis deposit Bank Silvergate sebenarnya hanya satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh lembaga keuangan tersebut. Sebelumnya bank yang sama sudah mendapatkan tekanan dari lembaga pengawas dan regulator perbankan di Amerika Serikat. Sudah sejak lama, pihak regulator dan pengawas tersebut mewanti-wanti bank untuk tidak terlalu memfokuskan lini usaha mereka ke industri kripto. Terakhir, informasi yang beredar mengindikasikan bahwa ada kemungkinan serangkaian tindakan investigasi akan dilakukan terhadap bank yang dimaksud, termasuk segala bentuk kemungkinan audit, untuk memastikan kondisi lembaga keuangan tersebut dan dampak yang terjadi akibat peristiwa merugikan tersebut.
Kondisi industri kripto saat ini memang tidak menguntungkan bagi bank. Data yang kami peroleh dari CoinDesk menunjukkan bahwa kekuatan lini usaha kripto yang dahulu sempat diagung-agungkan oleh Bank Silvergate, kini justru menunjukkan tren penurunan setidaknya dalalm beberapa tahun terakhir.
Terbukti dari Data
Data yang diperoleh dari beberapa tahun terakhir sebenarnya menunjukkan adanya pertumbuhan nilai deposit kripto dalam jumlah besar yang berpuncak pada tahun 2021. Tapi, kondisi tersebut tak bertahan lama karena pada 2022, kehancuran melanda industri kripto global. Volumen Jaringan Bursa Silvergate yang dimiliki lembaga tersebut, diketahui mengalami penurunan nilai transfer hingga kurang lebih 50% pada pertengahan 2022 senilai 230 miliar Dolar Amerika Serikat dari yang sebelumnya USD406 miliar di semester pertama 2021.
Bukan hanya itu, perubahan besar-besaran juga terjadi di portfolio aset lembaga perbankan tersebut. Di kuartal keempat 2021, Bank Silvergate mencatatkan akumulasi aset di angka 16 miliar Dolar AS. Sementara data yang sama di tahun 2022 menunjukkan terjadi penurunan hingga menyentuh nilai 11,4 miliar Dolar AUSD.
Bank Silvergate dan Kondisi Perbankan Saat Ini
Data yang muncul tersebut mengindikasikan beberapa hal. Selain adanya kemungkinan dampak crypto crash terjadi dan dialami oleh Bank Silvergate, dana tersebut menunjukkan adanya paradigma yang cukup memprihatikankan. Terlepas dari status Bank Silveergate sebagai salah satu bagian penting dari industri aset digital di Amerika Serikat, data yang diperoleh tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dari bank skala kecil di negara paman Sam, setidaknya menurut data yang diperoleh dari data perbankan negara bagian.
Namun, satu perbedaan penting yang membedakan Bank Silvergate dengan lembaga perbankan tradisional adalah indikator kunci modal mereka. Bank Silvergate mencatatkan bahwa di kuartal akhir 2022, mereka hanya mampu mempertahankan rasio aman di angka 5,4% modal terhadap aset keseluruhan. Sementara di periode yang sama, bank konvensional mampu mencatatkan rata-rata rasio di angka 10,9%. Padahal, menurut regulasi yang berlakud i negara AS, 5% adalah batas tepi jurang bagi lembaga perbankan. Akibatnya, bank tersebut kini mulai dikhawatirkan masuk ke kategori lembaga perbankan dengan modal kurang. Bahkan, jika kondisi terus memburuk, bukan tidak mungkin kalau pihak regulator AS harus turun tangan untuk melakukan tindakan penyelamatan.