Harga Bitcoin mengalami penurunan tajam pada hari Jumat dan sempat menyentuh angka di bawah USD21,500. Angka ini menandai penurunan lebih dari 8% dalam 24 jam terakhir. Mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar saat ini pun mengalami penurunan total kapitalisasi sebesar 13% di sepanjang minggu ini.
Kejatuhan Harga Bitcoin
Penurunan tersebut terjadi di sepanjang perdagangan tengah malam yang juga bersamaan dengan dirilisnya data inflasi tinggi yang relatif tidak terduga dari Jerman. Laporan inflasi produsen tahunan Jerman melaporkan adanya peningkatan sampai 37% di bulan Juli, lebih tinggi dari ekspektasi beberapa kalangan di angka 32%. Harga di tingkat produsen mencerminkan harga barang dan jasa yang dijual pihak produsen untuk wilayah tertentu. Data Indeks Harga Produsen tersebut mirip dengan hasil yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, data dari negeri Paman Sam menunjukkan angka 9.8%.
Berangkat dari pengumuman tersebut, peluang Bank Sesntral Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 basis poin meningkat dari awalnya 41% pada sehari sebelumnya menjadi 44,5% berdasarkan beberapa sumber.
Ethereum Senasib dengan Harga Bitcoin
Senada dengan crypto gaming populer tersebut, Ethereum (ETH) juga mengalami kejatuhan harga. Mata uang kripto tersebut tercatat mengalami penurunan harga sebesar 8% pada basis harian dan 13% secara mingguan. Beberapa altcoin juga dikabarkan mengalami hal yang kurang lebih sama. Bahkan SOL dilaporkan mengalami kejatuhan harga sampai 10%, sementara AVAX dan MATIC mengalami penurunan lebih dalam sebesar 11% dan 12%.
Untungnya, kondisi ini tidak berdampak pada pasar tradisional. Nilai Rata-rata Industrial Dow Jones (DJIA) hanya mengalami kejatuhan sebesar 0.8%, sementara S&P 500 dan komposit Nasdaq yang terdiri dari perusahaan terknologi tingkat lanjut mengalami penuruan masing-masing 2,1 dan 1,3%. Sementara itu, emas menunjukkan penurunan harga senilai 0,6% dan minyak mentah sebesar 0,32%.
Terpengaruh Inflasi
Kondisi harga Bitcoin yang mengalami kejatuhan tersebut merupakan sebuah reaksi yang tak terduga atas kondisi inflasi di Jerman. Grafik per jam Bitcoin menunjukkan adanya penurunan harga sebanyak 4% pada jam 06:00 UTC. Waktu ini nyaris bersamaan dengan rilis data Indeks Harga Produsen dari Jerman tersebut. Laporan tersebut menambah parah dampak yang harus diterima pasar mata uang kripto global setelah sebelumnya sentimen pasar bergerak negatif. Sentimen ini muncul setelah Bank Sentral AS dan bank-bank sentral lainnya diprediksi akan mengambil langkah ekstrem untuk menekan laju inflasi. Besar kemungkinan langkah ini akan menekan laju pertumbuhan aset, termasuk mata uang kripto.
Pada grafik harga Bitcoin per jam pada halaman ini, dapat ditemukan fakta bahwa waktu pengumuman data inflasi Jerman tersebut terjadi nyaris bersamaan dengan kejatuhan harga Bitcoin. Penurunant ersebut terjadi bersamaan dengan pertumbuhan volumen permintaan yang terjadi di jam 06:00 UTC, relatif terhadap pergerakan nilai rata-rata Bitcoin selama 20 jam. Penurunan tersebut juga terjadi dalam rentang harga dengan riwayat volume transaksi yang lebih rendah. Perangkat Rentang Tampak Profil Volume (VPVR) yang digunakan terhadap grafik per jam tersebut menunjukkan adanya sekumpulan ‘nodul volume rentah’ antara USD22,000 dan USD21,000.
Perangkat VPVR merupakan sebuah perangkat yang mengukur tingkat aktivitas tingkat harga tertentu dan dapat menunjukkan daerah tempat kesepakatan harga tersebut terwujud. Nodul volume rendah mengindikasikan area dengan aktivitas perdagangan rendah dan seringkatli menunjukkan area dengan kenaikan volatilitas harga.