Pekan ini menandai perjalanan panjang bagi Ethereum. Mata uang digital tersebut sempat digadang-gadang sebagai salah satu solusi alternatif di samping Bitcoin. Tapi terlepas dari perjalanan positif aset digital tersebut, pekan ini juga menandai salah satu kondisi buruk yang pernah dialami komoditas digital tersebut.
Dinamika Ethereum Sejauh Ini
Terlepas dari keberhasilan Ethereum di hari Kamis lalu dalam membangun kenaikan harga, yang berawal dari keberhasilan transisi ke proof of stake, tak semuanya berjalan dengan mulus. Pergerakan mata uang kripto tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar 18,5% dalam 3 hari terakhir, yang berujung pada pencatatan nilai sebesar USD1.419,07.
Terakhir, hari ini ETH mencatatkan penurunan kembali sebesar 5,6% dan menyentuh titik USD1.416,57 di hari Jumat malam. Mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di dunia ini bahkan tampaknya nyaris menyentuh angka USD1.400, titik terendah sejak bulan Juli tahun lalu.
Catatan Penting Ethereum
Minggu ini dimulai dengan catatan penting untuk Ethereum. Mata uang kripto ini terpantau sempat diprediksi akan mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal ini terbukti ketika pasar global memantau kenaikan harga melampaui USD1.780 pada hari Minggu lalu.
Sayangnya, dua peristiwa penting sukses menghentikan tren positif tersebut. Pada hari Selasa, misalnya, Biro Statistik Kerja Amerika Serikat mengeluarkan Indeks Harga Konsumen (CPI) teranyar negeri Paman Sam. Data tersebut mengindikasikan masih adanya tren infasi tinggi di bulan Agustus. Data tersebut yang kemungkinan besar akan berdampak pada pengambilan keputusan kenaikan suku bunga oleh The Fed, langsung memicu aksi penjualan di bursa saham. Hal ini kemudian berdampak langsung terhadap penurunan nilai berbagai mata uang kripto, termasuk dua yang terbesar: Bitcoin dan Ethereum. Tercatat setelah data tersebut dirilis, ETH mengalami penurunan niai 8,9% hanya dalam beberapa menit, sampai jatuh ke angka USD1.584,25.
Pergerakan Menarik
Dua hari kemudian, seperti yang menjadi pemantauan pasar kripto hari ini, proses penggabungan protokol Ethereum berjalan dengan lancar. Proses ini menerapkan protokol proof of stake untuk menggantikan protokol sebelumnya. Invoasi ini juga akan berdampak pada cara pembuatan ETH secara keseluruhan serta proses validasi transaksi di jaringan mata uang digital tersebut.
Kini, Ethereum tak lagi menerapkan proses yang melibatkan penggunaan energi secara intensif dalam penambangan kripto di jaringannya. Sebagai gantinya, mata uang kripto tersebut memperkenalkan staking, sebuah tindakan yang memberikan insentif kepada para pemegang mata uang kripto tersebut yang menempatkan sejumlah aset mereka di bursa dengan sejumlah penghasilan pasif sebagai imbalannya.
Meski demikian, terlepas dari keberhasilan tersebut, harga Ethereum terpantau mengalami penurunan nyaris di waktu bersamaan. Dalam beberapa jam setelah tindakan penggabungan tersebut diambmil, harga ETH terpantau mengalami penurunan sebesar 8% hingga menyentuh angka USD1.485.
Kenapa ini bisa terjadi? Beberapa penurunan harga ETH sebenarnya sudah diprediksi akan terjadi setelah penggabungan tersebut. Komoditas berjangka ETH dan opsi-opsi sebelumnya mengindikasikan bahwa sehubungan dengan ajang tersebut, beberapa trader bersiap untuk ‘membeli rumor dan menjual kabar’ tentang penggabungan tersebut.
Taktik ini, yang umum dikenal di pasar keuangan, merujuk pada tindakan membeli aset untuk mendorong harga sebelum sebuah ajang penting yang kemudian mengerek nilai harganya. Kemudian stelah ajang tersebut berakhir, terjadi penjualan besar-besaran yang tentunya dilakukan untuk memberikan keuntungan besar kepada para pelakunya.