Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengumumkan diluncurkannya sebuah Koalisi Keberlanjtuan Kripto yang baru. Koalisi ini akan menginvestigasi penerapan optimal Web3 dan peralatan rantai blok untuk mencapai aksi ramah lingkungan yang positif.
Langkah Baru dalam Koalisi Keberlanjutan Kripto
Lembaga non-pemerintah yang berbasis di Swiss tersebut mengatakan bahwa koalisi baru tersebut dibentuk pada hari Rabu waktu setempat. Gerakan tersebut akan mencakup 30 mitra yang bergerak di bidang pengembangan berkelanjutan dan Web3, kripto, hingga teknologi rantai blok, dalam sebuah diskusi panel yang berjudul “Dampak Iklim Web3”.
Anggota koalisi tersebut nantinya akan mempelajari teknologi dengan dampak positif potensial seperti rantai blok, mata uang kripto, dan nonfungible token (NFT) terhadap lingkungan dan agenda sosial.
Momen Tepat di Koalisi Keberlanjutan Kripto
Madeleine Hillyer, spesialis media asal Amerika Serikat untuk forum tersebut mengatakan peluncuran koalisi tersebut dilakukan pada saat yang tepat. Menurutnya koalisi keberlanjutan kripto menjawab adanya kebutuhan untuk upaya dekarbonisasi mata uang kripto. Selain itu, agenda lainnya adalah untuk memastikan industri mata uang kripto tetap menjadi bagian dari solusi iklim global. Ia juga kemudian menegaskan bahwa harus ada kejelasan regulasi yang mengatur tentang inovasi web3, perlindungan konsumen, sampai upaya untuk mendukung inklusi keuangan.
Untuk membantu upaya-upaya ini, koalisi tersebut akan melakukan riset dan pengembangan, saling berbagi praktik-praktik terbaik, serta mendorong terciptanya regulasi yang mendorong isu iklim.
Isu Sensitif
Industri mata uang kripto memang tergolong isu yang sangat sensitif. Bitcoin saja, misalnya melaliui aktivitas penambangan yang dilakukan melalui crypto mining rig, menghasilkan jejak karbon tahunan yang setara dengan yang dihasilkan oleh Yunani. Di samping itu, konsumsi energi penambahan kripto diprediksi setara dengan yang dikonsumsi oleh negara Uni Emirat Arab, berdasarkan data yang diperoleh dari Indeks Konsumsi Energi Bitcoin Digiconomist.
Koalisi Keberlanjutan Kripto nantinya akan dibagi-bagi ke dalam kelompok kerja. Kelompok-kelompok tersebut akan berfokus pada 3 topik utama: penggunaan energi, potensi Web3 untuk aksi lingkungan, dan kredit karbon On-chain.
Grup penggunaan energi, misalnya, akan menganlisis konsumsi energi industri mata uang kripto serta material terkait. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman secara lebih komprehensif terhadap dampaknya atas iklim dan lingkungan. Sementara kelompok kerja Web3 akan menginvestigasi cara-cara yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan inovasi Web3 dalam menghadapi tantangan transisi rendah karbon dengan ritme yang sesuai untuk memenuhi target Kesepakatan Paris. Sedangkan kelompok kerja kredit karbon akan mempelajari kemampuan kredit karbon yang berbasis rantai blok untuk menghadapi tantangan yang tejradi di pasar karbon global.
Berdasarkan informasi terbaru, beberapa mitra sudah memutuskan bergabung dalam koalisi berkelanjutan kripto ini. Nama para mitra tersebut adalah Zero Labs, Universitas Lisbon, Protokol Toucan, The Global Brain, Standar Bitcoin Berkelanjutan, STEWARD< Yayasan Pengembangan Stellar, Solana, Ripple, ReSeed, Recykal, Kemitraan Hutan Hujan, Plastiks, PlanetWatch, Nori, Yayasan NEAR< Lukka, KlimaDAO, Heifer International, Flowcarbon, EY, eToro, Yayasan Web Energi, Emerge, Komite Kripto untuk Inovasi, Perkumpulan Iklim, Circle, CC Token, Avalanche, hingga Accenture.
Adapun tujuan jangka panjang dari gerakan ini adalah untuk melakukan kampanye edukasi yang lebih luas tentang potensi Web3 serta kapasitasnya, untuk memberitahu pihak pemerintah tentang regulasi teknologi tersebut serta langkah insentif yang dapat diambil untuk dunia investasi serta riset terkait pengembangannya ke depan.