Divisi penelitian dari firma perangkat lunak keamanan siber, Check Point, melaporkan token kripto Dingo (DINGO) sebagai ‘kemungkinan penipuan’. Klaim tersebut mereka lontarkan setelah menemukan funsi kontrak pintar yang digunakan untuk memanipulasi biaya transaksi.
Hasil Penelitian atas Token Kripto Dingo
Dalam unggahan blog mereka per tanggal 3 Februari 2023 yang lalu, divisi Penelitian Titik Pemeriksaan (CPR) firma tersebut mengungkap bahwa setelah pihaknya menelusuri kode yang digunakan dalam Kontrak Pintar Dingo, pihaknya menemukan fakta menarik. Divisi tersebut mengemukakan bahwa mereka telah menemukan fungsi pintu belakang, “setTaxFeePercent”, yang dapat digunakan untuk mengubah nilai transaksi penjualan dan pembelian kontrak hingga 99%.
Hasil temuan ini sangat mengejutkan tentunya. Apalagi dokumen penelitian proyek token kripto tersebut pernah mengungkap biaya transaksi yang dikenakan kepada pengguna. Dalam dokumen tersebut, pihak pengembang mengklaim bahwa para pengguna hanya akan dikenakan 10% biaya transaksi.
Dampak Penggunaan Fungsi Penipuan Dimaksud
Menurut CPR, fungsi ini pada dasarnya memungkinkan pihak pemilik proyek untuk menarik dana hingga 99% dari jumlah transaksi yang terjadi. Hal ini bisa dilakukan setiap kali pengguna melakukan penjualan atau pembelian token.
Salah satu contohnya adalah ketika firma perangkat lunak keamanan siber tersebut menganalisis transaksi yang dilakukan oleh seorang pengguna. Dalam transaksi tersebut, sang pengguna menggunakan danasebesar USD26,89 untuk membeli token kripto Dingo sebanyak 427 juta koin. Namun, sang pengguna yang dimaksud justru hanya menerima 4,27 juta token atau setara dengan USD0,27 token yang dimaksud.
Latar Belakang Penelusuran Token Kripto Dingo
Menurut halaman crypto news today, firma tersebut mengatakan bahwa alasan mereka menginvestigasi proyek token kripto Dingo tersebut adalah ketika pihak mereka menyaksikan kenaikan luar biasa yang dialami oleh token kripto tersebut pada tahun ini yaitu sebesar 8.400%. Firma yang sama juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan setidaknya 47 contoh penggunaan fitur tersebut untuk dugaan tindakan penipuan kepada para investor.
Dalam pernyataannya, pihk firmat tersebut mengungkapkan bahwa tahun 2022 merupakan tahun yang cukup sulit bagi pasar kripto. Fenomena ini terjadi secara global. Meski demikian, ketika muncul fenomena bahwa ada sebuah token yang mengalami kenaikan senilai 8400% dalam periode tersebut, pihaknya menganggap token kripto tersebut layak untuk mereka pelajari untuk menemukan hal yang unik tentang token kripto yang dimaksud. Pihaknya pun kemudian berbekal alasan ini untuk mempelajari Kontrak Pintar Dingo dan mereka pun menemukan adanya indikasi kuat yang mengarah pada tindakan penipuan.
Firma tersebut juga merujuk pada situs token kripto Dingo yang mengatakan bahwa tidak ada informasi apapun perihal pemilik proyek tersebut. Satu-satunya informasi yang bisa mereka temukan adalah jurnal penelitian setebal 4 halaman.
Dalam tulisan yang dikeluarkan oleh pihak firma, perusahaan tersebut mengatakan bahwa jika pengguna menempatkan kripto dalam portfolio investasi mereka atau tertarik untuk berinvestasi di dunia kripto di masa mendatang, para pengguna harus paham betul untuk menggunakan layanan bursa terkemuka. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari token tertentu yang bisa saja melakukan transaksi secara tersembunyi tanpa sepengetahuan penggunanya.
Sebelum berita ini dirilis oleh pihak firma tersebut, token kripto Dingo diketahui berada di peringkat 298 berdasarkan pemeringkatan dari CoinMarketCap. Token kripto tersebut diketahui memiliki kapitalisasi pasar senilai 82.555.168 Dolar Amerika Serikat.